|
Sunday, April 30, 2006
|
|
Matahari membakar amarah Meletup letup, membuyarkan senyuman indah Seperti debu... Terhempas di perdu, di tepian jalan itu Awan putih berarak... Sebagian membentuk kepala hewan Segerombol lagi menghampar, bagai kapas melenakan... Amarah, senyuman indah, awan putih, langit biru... Terbingkai satu di korneaku, berkejaran keletihan Singgahlah sejenak Sisihkan angkuhmu, buang sombongmu... tepis letihmu... Sandarkanlah di sini... Di sandaran hatimu...
|
unai @ 1:05 PM - Permalink
|
|
TELL ME BABE
|
Friday, April 28, 2006
|
|
Akui saja... Tak guna dusta bila letih hatimu menyimpannya Katakan saja... Jangan simpan di relung hatimu yang dalam Karena dera yang kan kau rasa Jangan kau simpan bara Yang ku tau' tanganmu tak mampu menggenggamnya Jemarimu akan melepuh karenanya Bicarakanlah... Aku ada di sini... Selalu...
|
unai @ 4:12 PM - Permalink
|
|
TO WHERE U ARE
|
Thursday, April 27, 2006
|
|
Who can say for certain Maybe you are still here I feel you all around me Your memories so clear
Deep in the stillness I can hear you speak You are still an inspiration Can it be (? ) That you are mine Forever love And you are watching over me from up above
Fly me up to where you are Beyond the distant star I wish upon tonight To see you smile If only for awhile to know you are there A breath away is not far To where you are
Are you gently sleeping Here inside my dream And is not faith believing All power can’t be seen
As my heart holds you Just one beat away I cherish all you gave me everyday cause you are mine Forever love Watching me from up above
And I believe That angels breathe And that love will live on and never leave
Fly me up To where you are Beyond the distant star I wish upon tonight To see you smile If only for awhile To know you are there A breath away is not far To where you are
I know you are there A breath away is not far To where you are
*Josh Groban..thanks ya, lagu ini aku suka*
|
unai @ 5:28 PM - Permalink
|
|
Di Ufukmu...Katanya Kau Menunggu
|
Monday, April 24, 2006
|
|
Aku masih dalam gamang... Ketika kaki hendak tinggalkan Aku...tak lagi mampu merangkum senyummu Tak lagi mampu melukismu di cakarawala mimpiku Aku hanya terpaku... Mendapati separuh hatiku, yang hampir mati karenamu...
Kugapai ufukmu... Tempat di mana kamu selalu menunggu Tak jua kudapati kau di situ Lalu...kubiarkan saja semuanya berlalu Sembari aku berbenah Menata serpih yang berserak Membasuh perih yang menghentak
|
unai @ 6:51 PM - Permalink
|
|
|
Friday, April 21, 2006
|
|
Bahagia itu bila kita bisa merasakan apa yang diri kita dan orang lain rasakan. Bahagia adalah saat mensyukuri apa yang kita miliki, dan tidak pernah menyesal dengan apa yang kita miliki. Tak ada satuan ukur yag dapat mengukurnya. Hanya hati kita yang dapat merasakannya...
Aku bahagia bersamamu... Melewati detik penuh makna Melewati hari dengan canda dan tawa Kau musik dalam hidupku Nada nada yang mengalun indah Tanpa butuh garputala atau apapun Untuk coba selaraskannya Aku nyaman di dalamnya Di dalam samudra hatimu yang biru Di teduh jiwamu Di coklat matamu Terima kasih cinta... Kaulah kekuatanku
*thanks to Samwords and Mamat, semoga Allah membalas kebaikan kalian.
|
unai @ 8:59 PM - Permalink
|
|
ANGGOTA KOPERASI MBOK DARMI
|
Wednesday, April 19, 2006
|
|
Ini dia Kontestan Dangdut Indonesia ...
|
unai @ 1:41 PM - Permalink
|
|
SENJA DI LANGIT YOGYA
|
Tuesday, April 18, 2006
|
|
Menatap langit senja...di sudut kota Yogyakarta...
|
unai @ 3:20 PM - Permalink
|
|
Memandang Awan
|
Monday, April 17, 2006
|
|
Pernakah kamu... Memandang awan lebih lama dari biasa kau lakukan? Lihatlah...aku pergi ke sana Terbang dengan sayapku yang nyaris patah Luka penyebabnya
Lihatlah awan itu..lebih lama Berarak arak cepat bagai berlari Angin menghembusnya...
Aku tak mampu... Sayap patahku tak cukup kuat menerbangkanku Aku lelah, pedih bahkan... Berhenti sejenak, bernafas panjang...
Lihatlah awan itu... lebih lama Aku duduk di sana..menjuntaikan kaki melepas penat
Aku tlah terbang dengan sayapku Tidak lebih tinggi...tapi sulit untuk kembali...
|
unai @ 6:58 PM - Permalink
|
|
|
Wednesday, April 12, 2006
|
|
Kutarik nafas dalam.. Di sela sesak. Untuk apa aku menangisimu ?? Pergimu?? Untuk apa?? Biarlah gerimis membawamu pergi... Tak kan ku tahan lagi Tak juga memintamu tinggal lebih lama di sini
Bukankah akan ada pelangi setelah ini... Setelah gerimis berganti..
Untuk apa aku menangis lagi... Menangisi jawab yang kucari... Jawab yang meluluhlantakkan hati dan perasaanku Jawab yang membuat hatiku tak berbentuk lagi terbentur cadas...
Aku perih... Tapi tak perlu lagi air mata itu Telapakku tlah lelah menyusutnya
Kali ini..akan kubiarkan kau berlalu... Karena tanganku tak mampu menahan langkahmu
Berlalulah...wahai engkau pemilik sukma ungu...
|
unai @ 6:55 PM - Permalink
|
|
KAMU DAN GERIMIS
|
Tuesday, April 11, 2006
|
|
Kunikmati pagi ini bersama gerimis Tanpa mentari... Kubiarkan diriku basah, terpecik titik titiknya Kunikmati dingin sebagai hangat Kadang kunikmati hangat sebagai dingin Menusuk mencabik cabik lara Enggan menjauh
Kunikmati siang masih dengan sisa gerimis Jatuh satu satu… Kutangkap bayangmu di situ Di setiap pendar mataku Di kaca jendela itu Kutulis namamu... Kunikmati sore ini Pasti dengan pedih… Karena gerimis mambawamu pergi
|
unai @ 8:42 PM - Permalink
|
|
DUA PRIA DAN SAPUTANGAN
|
Monday, April 10, 2006
|
|
Pria pertama mengeluarkan saputangan dari saku jins belakangnya. Warnanya biru tua bergaris, menyapu peluh yang mengalir di dahi, muka, kemudian leher. Melipat sapu tangan kembali dan menyimpannya kembali di tempat semula dia mengambilnya, saku belakang celana jins nya.
Aku tersenyum....
Pria kedua melakukan hal yang sama. Mungkin hanya berselang menit, dan mungkin juga karena panas begitu terik membuat produksi keringat di bawah kulit menjadi meningkat membuat "kedua pria itu" risih dengan hasil sekresi yang berlebih di bagian wajah. Kali ini saputangan berwarna coklat hampir maroon, tanpa garis, seperti milik pria pertama. Sama... mengeluarkan dari saku belakang celana sebelah kanan, menyapu peluh bercampur asap knalpot. Dimulai dari dahi, pipi, dan leher...
Kali ini aku tertawa....
Apakah kalian juga pria pembawa saputangan? ataukah kalian lebih memilih tissue sebagai alat untuk menyapu peluh?
*Di payung langit Jakarta, 10 April 2006*
|
unai @ 2:40 PM - Permalink
|
|
Masih...Di tepian Senja
|
Tuesday, April 04, 2006
|
|
+ aku sayang kamu, sayang sekali
- Aku juga, masih...
+ Masih?
- entah kenapa? aku tak tau !
+ sisakan detikmu buatku
- iya sayang
+ sedetik saja
- pasti !!!
+ aku tak pantas berharap apapun darimu, aku hanya punya hati yang tak berbentuk lagi Kamu tau? aku menangis saat ini.
- Karena aku?
+ Bukan!!
- Lalu?
+ Cinta
- Cinta?
+ Ya... Cinta, Mungkin waktuku tak lama, Besok kau pasti berlalu..meninggalkanku
- Serahkan pada sang waktu, kita hanya pelaku
+ Waktu tak sedikitpun berpihak padaku, jadi untuk apa aku menunggu?
- Jangan menunggu!! Tapi jalani...
+ Ya, pasti !! meski aku menapaki duri
- jangan takut, kupinjamkan kau kaki untuk menapakinya
+ Kau cuma meminjamkannya, tidak memberikannya, dan akupun tidak memintanya
- Akan kuberikan jika kau mau!!, seperti sebelah rusukku terdahulu..
+ Kau tlah mengambil seluruh bagian hatiku, tanpa menyisakannya sedikitpun. Aku mencintaimu...
-Aku juga
+ Juga?
- Iya..dan lebih!!
+ Terima kasih
- Sekarang pulanglah !!!
Dingin di senja itu...menusuk, mencabik cabik... Kau tak pernah menahanku untuk tetap tinggal..kau bahkan membiarkanku pergi...
|
unai @ 9:29 PM - Permalink
|
|
|
Monday, April 03, 2006
|
|
Adakala jiwa terasa lelah terhimpit berlaksa kata tak terucap
Lalu... Jika lava dan magma adalah jiwa dan hati adalah kepundannya Mampukah hati memendam gelegaknya?
Kau tau jawabnya??
|
unai @ 3:56 PM - Permalink
|
|
|
Sunday, April 02, 2006
|
|
“Ya Allah…teguhkan hatiku dalam sabar…!!”
Itu yang selalu aku pintakan, baik selepas shalat ataupun disaat menghadapi hal-hal sulit untuk aku terima.
Minggu ini, bahkan mungkin bulan ini adalah bulan terberat yang aku jalani. Masih tentang pekerjaanku. Kadang terfikir untuk segera resign setelah mendapatkan tempat yang mungkin akan membuatku lebih merasa nyaman.
Meeting siang itu, disaat yang seharusnya aku libur, tapi masih berkutat dengan urusan surat menyurat, proposal, dan persiapan kegiatan di Jakarta tanggal 22 April besok, ditambah lagi rapat dadakan yang ternyata di dalamnya mencari-cari kesalahan kami, terutama aku.
Etika macam apa ini? Mencari dukungan untuk menyudutkan aku?
Tapi aku percaya , “setelah kesulitan, akan ada kemudahan” atau bahkan kesulitan ini adalah kemudahan buatku..Amien!!!
|
unai @ 7:11 PM - Permalink
|
|