At 4:22 PM, buderfly said…
Ah, betapa mulianya menjadi mercusuar. Menjadi berarti tanpa memikir kepentingan. Dan, betapa beruntungnya dia yang berada dalam lingkupan hangat puncaknya, dimana bisa dipandanginya batas antara udara dan tanah nyata...
At 4:56 PM, Maryulis Max said…
aku ingin jadi mercu suarmu, memberi cahaya di balik temaram jiwamu. Gapai aku.. dipuncak kita senandungkan lagu cinta itu...
At 5:45 PM, ciplok said…
to max = terserahlah max !!!
At 6:06 PM, Anonymous said…
hmmm...bagi laut mercusuar adalah jiwanya
At 7:53 PM, Anonymous said…
karena aku gak dong ttg baca tulis puisi...aku mau tanya..menara itu dimana bu..????jln2 kesana yuk..????
At 9:34 PM, WeSy 'CiCi' said…
dulu cici sering loh mbak liat mercu suar, waktu kecil. gak masuk seh, tp lumayan...bisa liat dgn jelas. nama daerahnya bukit lampu, di padang :)
At 7:37 PM, unai said…
Buderfly, mercusuar yang gagah begitu mulianya dia. Uda, jadi mercuarku? bolehlah daMadamku ciplok, iya nih Uda puitis juga *jitakin yuk plokGee, betulkah?*Pepeng, kapan kapan aku ajak ke sana, makanya balik ke jogja lah.Cici,mercusuar gak jau dari tempat tinggalku sekarang, makanya cepetan atuh ke sini.Mom Lucy, menepilah kemari, jangan terantuk karang, ada mercusuar di tepi.Berguru ke Suhu Buder nih heheh