...and the story begin
PINDAH AHHHH ....
Wednesday, January 16, 2008
 
Huh, sebetulnya saya sudah nyaman di sini, malas pula usung-usung barang. Tapi...rumah saya yang hitam ini sudah kusam sekali. Perlu renovasi..makanya saya pindah ke mari.
Jangan lupa mampir yah..bawa cemilan sendidi-sendiri, maklum saja yang punya rumah sedang beberes.

PS. Bul...gelem tak kethak?
unai @ 3:26 PM -

Dan..angkot yang nyentrik itu ada di sini...
Tuesday, January 15, 2008
 

Datang ke suatu tempat yang baru dan belum pernah dikunjungi, selalu mendatangkan keingintahuan. Saya pasti ingin tahu rasa makanan khasnya, blusukan ke pasar tradisional, dan mencicipi yang satu ini ; angkot padang yang terkenal itu.

Bila Mbak Sipit, yang lebih memilih taksi daripada angkot yang katanya butuh kesabaran ekstra kalau ingin menjadi penumpangnya, saya malah sudah sejak jauh hari berharap bisa naik angkot di kota itu. Bahkan pesan singkat saya kirim untuk tour guide saya jauh sebelum hari kedatangan saya;

"Bilo ambo tibo, jan lupo ajak ambo naiak angkot tu yo"

Sayangnya, siang itu.... saya hanya bisa keliling Padang dengan angkot hanya berdua saja dengan supirnya. Angkot jurusan Pasaraya-Jati-Siteba akhirnya menjadi pilihan saya. Kebetuan siang itu angkot sepi penumpang. Saya bisa duduk di depan, persis bersebelahan dengan pengemudinya membuat saya leluasa melihat kota indah ini dari balik jendela.

Sambil mendengarkan house music (untuk tidak mengatakan saya menikmatinya) yang disetel dengan volume penuh- cukup memekakkan telinga, saya meminta kepada sopir angkot untuk menurunkan kecepatan angkotnya. Sesekali saya memintanya untuk berhenti, sekedar mengabadikan momen dengan kamera yang ada di genggaman. Dan ketika saya memintanya untuk mengganti ingar bingar house music itu dengan jenis musik lain yang lebih bisa dinikmati, dia tersenyum, sambil berkata dengan logat Minang yang kental ;

"Kalau tidak ada musik ini, angkot saya sepi, Mbak"

Lalu mengalirlah obrolan kami. Mau tak mau dia mengalah juga dan mengganti house music-nya dengan lagu-laguIndonesia yang sedang katanya sedang nge-top (tapi saya ndak kenal itu).

Ah..angkot di Padang ini terkenal nyentriknya, mulai dari tampilan luarnya yang penuh stiker warna-warni, sampai dengan interiornya yang membuat saya betul-betul ternganga. Lampu disko kelap-kelip, Speaker yang segede gaban ditempatkan di bagian belakang, bahkan penumpang bisa karaoke di dalam angkot itu. Ckckck...

Dan....u know what? untuk mendadani angkot ini agar menjadi cantik, nyentrik dan norak ini, pemiliknya rela mengeluarkan puluhan juta rupiah. Ugh..sangat tak sebanding dengan tarifnya yang hanya seharga dua ribu rupiah itu.

"Kapan balik modalnya, Pak ?"

PS. Mbit..kalo naik angkot yang ini kamu pasti suka :)

unai @ 1:49 PM -

KEMUDIAN....
Monday, January 14, 2008
 

Matahari sudah lebih dulu meninggalkan kami (saya dan Cici) yang masih termangu di tepi pantai. Masih nampak semburat ungu di langit barat itu, membuat saya tak hendak beranjak. Air kelapa muda yang dingin, sudah sejak lama tandas. Hari mulai gelap, dan kami beranjak meninggalkan pantai.

Di tengah hiruk pikuk kota yang penduduknya sangat tak patuh terhadap rambu-rambu lalu lintas, membuat saya takut meminjam motor ini lebih lama.

Saya memilih mengembalikan motor kepada pemiliknya dan berkunjung ke kantor surat kabar kriminal terkemuka di kota itu. Berjabat tangan dengan mereka, para pemburu berita, menyelainya dengan tawa, dan menutupnya dengan menikmati Mie Padang (kalau ada Mie Aceh, mengapa tak ada Mie Padang?), yang tak jauh dari kantor koran kriminal itu berada.

Eits..jangan mengira wartawan koran kriminal itu bertampang kriminal juga loh...
Pitos,mematahkan anggapan itu. Dia adalah wartawan murah senyum dan penuh gelak tawa ini mampu mencairkan suasana.

Di lapau itu, saya pesan mie rebus atas rekomendasi Uda, yang sejak jauh hari berjanji akan mengajak saya makan di sini jika saya tiba, Cici pun tak kalah ingin mencicipinya, dan sang pemberi rekomendasi tak afdol bila diapun tak menjadikannya menu makan malam saat itu, sementara Pitos, dia memesan seporsi martabak mesir.




Begini cara saya menikmati rebus yang berbeda dari mie yang biasa saya makan. Mie dengan kuah merah, kaya dengan bumbu rempah, dilengkapi dengan kerupuk merah dan slada. Semula saya ragu untuk menghabiskannya, melihat penampilan dan porsinya yang besar itu. Tapi ternyata mie rebus ini highly recomended banget, mak nyusss kalau kata Bondan. Tak salah kalau Bapak ini memaksa saya mencobanya.

Jadilah malam itu kami lewatkan dengan ngobrol hinga larut. Ups..maaf jika saya menculik kalian di tengah deadline. Seharusnya kalian di kantor saat itu :).

Malam itu, saya berdua Cici menghabiskan malam dengan ngobrol panjanggg, sampai mimpi indah menjemput kami berdua. Luv u Ci....

*) bersambung
unai @ 1:44 PM -

Hari Pertama di Padang
Sunday, January 13, 2008
 
Kunjungan kenegaraan ke Padang, aha..tugas kantor akhirnya yang membawa saya sapai ke kota itu. Sebelumnya hanya bisa berandai saja, kapan bisa datang, menginjakkan kaki di kota yang menghasilkan banyak penulis ternama itu?

Terbang pagi pagi sekali dari Jogja-Jakarta-Padang. Jam 10 saya sudah tiba di Bandar Udara Internasional Minangkabau. Saya terpekik salam hati...

"ohh saya tiba juga di negeri antah berantah ini, kota yang belum pernah saya kunjungi, sebelumnya."

Sengaja saya tidak mengabari Uda tentang waktu kedatangan saya ini tidak juga Cici. Mereka hanya tau, saya akan datang nanti, dengan penerbangan terakhir. Bergegas saya melompat ke dalam Damri setelah mengambil bagasi, menentengnya, dan menempatkannya di bawah tempat duduk saya. Barulah di dalam perjalanan menuju hotel saya kirim sms untuk uda ;
"Sabanta lai ambo tibo di sinan da, tunggu se ;)" tersenyum saya menekan tombol send dan membayangkan uda yang merasa ditipu. Dia mengira saya akan datang menjelang malam, ternyata masih pagi saya sudah tiba di sana. 45 menit perjalanan menuju pusat kota, tempat penginapan yang sudah sejak jauh hari saya pesan ini berada.

Siang itu di hari pertama saya datang, sambil menunggu teman blogger yang datang menemui, saya mencicipi soto "Simpang Karya" yang kebetulan jaraknya hanya selemparan kolor dengan hotel. Warung kecil yang terletak di ujung (entah pelimaan entah perempatan) ini ramai sekali. Tak heran karena memang sudah waktunya makan siang.

Hanya ada satu bangku kosong menghadap ke jalan. Satu mangkuk kecil soto dengan sepiring "nasi tak kompak" (untuk mengatakan nasi yang keras dan berhamburan) dengan lahap saya nikmati. Tapi sebelumnya saya mengamati bagaimana cara orang Minang ini menikmati sotonya. Mereka menumpahkan semua soto di dalam mangkuk itu ke dalam piring nasi, Olala...

Sambil menikmati sendok demi sendok soto yang nikmat itu, saya telpon Om cakep ini. Jadilah siang itu saya makan soto sambil 'ditemani' dari jauh. Thanks yah Om ;).

Berjalan menyusur pusat kota di tengah hari panas dan sendirian membuat saya benar benar merasa terasing di sini. Ditambah saya tak pandai berbahasa seperti mereka, duhhh Saya segera sms Cici, minta ditemani. Sayang Cici datang ketika hari menjelang malam. Dengan sepeda motor pinjaman, saya dan Cici menikmati es kelapa muda di tepi Pantai Padang, sambil mengantar matahari pulang. suatu pemandangan indah belum saya lihat sebelumnya.



Lihat...betapa hati saya tertambat di ranting kering dan jingganya mentari senja itu.

*) bersambung...

unai @ 3:27 PM -

 
Profile

unai - Yogya, Indonesia
Sebelum kita mengantarkan mentari pulang ke peraduan, mari buka tirai sejenak, agar angin menelusupkan damai...meninggalkan rahasia..entah untuk siapa??? UNTUKMU ???
My profile

 
tag here please
Free shoutbox @ ShoutMix
 
 
Guys Next Door
 
Other Side of Me
 
 
Hobbies
 
Previous Post
 
Recent Comments
 
Archives
 
credits

BLOGGER


BlogFam Community

Lomba Blogfam HUT Kemerdekaan RI ke 62
Lomba Hut ke-3 Blogfam

Tour de Djokdja

Pesta Blogger 2007