At 2:17 AM, Sisca said…
Puisi yg menggetarkan..
At 2:32 PM, ciplok said…
fiiiiiiuh...*speechless*
At 2:52 PM, yaya said…
Mbak..tarik napas dulu. Sabar mbak...sabar..*bawain air putih buat mbak Unai
At 10:55 PM, Anonymous said…
aku tak mengerti...karena apa yang kau inginitak dapat kupahamipikiranku kacaukarena tak seharusnya aku memaksakan rasaapa maksudnya ??
At 1:10 PM, Maryulis Max said…
T O P B G T, Unai... U emang puitis n nyastra banget deh
At 1:45 PM, mutiara nauli pohan said…
wahh lagi marah nih kayanyasabar buuuu
At 2:30 PM, ipal said…
merdeka ..... merdeka..... atau mati!! ga ada hubungannya kie :P
At 2:59 PM, Anonymous said…
kadang kita pahami kedukaan dengan hingar bingar sampai muak bosanjuga panas terang jadi berarti saat dingin mengilukanjika bisa akan kuredam hatimu dengan daun dadap, untuk tentramkanatau dinginkan hingga marah karambeku bersandar di karangsetelah kau diam dan tenang,akan kuberikan dadap, bukan...tapi bunga merahnya yang menawanagar kau tak lagi hadapinya sendirian
At 6:55 PM, langit biru said…
si semprul itu ya pao...???
At 9:16 PM, unai said…
Sisca : menggetarkan atau menggelegar :)Yoka : Memang kadang orang tak mampu selami,kelelahan, luka hati... untuk itulah, semoga budi pekerti lebih ada lagi , tak mati.Madame : fyuh..legaYaya : makasih aer putihnya YaMata : maka beri kesempatan saja, untuk sebuah aktualisasi jiwa :)Om Siwor..apik apik kabeh, mugo mugo aman yo OmUda : baa da kabanyo? alah lamo indak basuo :)Uli , IPAl : heheh iya harus sabar yaDahan : terima kaasih untuk dadap yang membawa efek menyejukkan. menetralisir tremor di kepala dan pembuluh darah yag hendak meledak. Adamu kunantiLangitbiru : kok tau?