...and the story begin
Sunday, June 04, 2006
 

Kepala tak seharusnya menengadah
Di lingkunganmu yang seolah serba mewah
Di duniamu yang seindah batu kristal Berkilauan…
Seolah mengubur hatimu perlahan
Dalam gumpalan awan
Yang mengantarmu ke titik nadir

Kau seolah ingin mengabadikan diri
Menyeberangi lautan kenyataan dalam keangkuhan
Menafikan sekelompok kupu kupu bersayap lemah
Menjadikannya penghias alas kaki
Untuk kakimu yang tak lagi menapak bumi

Lalu
Kau berkata lantang
Tentang salah yang terlanjur kau limpahkan
Pada alas kaki yang kau injak injak
Mencuci kaki dan tangan berlumur daki

Kau juga menabuh nakara
Memukulnya hingga kebas kedua tanganmu dibuatnya
Sebatu nisan kau ciptakan
Dalam gegap gempita tawa menghinakan
Kau terlalu mengagungkan kekuasaan
Kau biarkan wajah dan tubuhmu licin tergerus jaman
Membengkalaikan hatimu yang terlanjur dipenuhi belatung
Membusuk
unai @ 9:43 PM -

10 Comments:
  • At 2:17 AM, Blogger Sisca said…

    Puisi yg menggetarkan..

     
  • At 2:32 PM, Blogger ciplok said…

    fiiiiiiuh...

    *speechless*

     
  • At 2:52 PM, Blogger yaya said…

    Mbak..tarik napas dulu. Sabar mbak...sabar..

    *bawain air putih buat mbak Unai

     
  • At 10:55 PM, Anonymous Anonymous said…

    aku tak mengerti...
    karena apa yang kau ingini
    tak dapat kupahami

    pikiranku kacau
    karena tak seharusnya aku memaksakan rasa
    apa maksudnya ??

     
  • At 1:10 PM, Blogger Maryulis Max said…

    T O P B G T, Unai... U emang puitis n nyastra banget deh

     
  • At 1:45 PM, Blogger mutiara nauli pohan said…

    wahh lagi marah nih kayanya
    sabar buuuu

     
  • At 2:30 PM, Blogger ipal said…

    merdeka ..... merdeka..... atau mati!! ga ada hubungannya kie :P

     
  • At 2:59 PM, Anonymous Anonymous said…

    kadang kita pahami kedukaan dengan hingar bingar sampai muak bosan
    juga panas terang jadi berarti saat dingin mengilukan
    jika bisa akan kuredam hatimu dengan daun dadap, untuk tentramkan
    atau dinginkan hingga marah karam
    beku bersandar di karang
    setelah kau diam dan tenang,
    akan kuberikan dadap, bukan...
    tapi bunga merahnya yang menawan
    agar kau tak lagi hadapinya sendirian

     
  • At 6:55 PM, Blogger langit biru said…

    si semprul itu ya pao...???

     
  • At 9:16 PM, Blogger unai said…

    Sisca : menggetarkan atau menggelegar :)

    Yoka : Memang kadang orang tak mampu selami,kelelahan, luka hati... untuk itulah, semoga budi pekerti lebih ada lagi , tak mati.

    Madame : fyuh..lega

    Yaya : makasih aer putihnya Ya

    Mata : maka beri kesempatan saja, untuk sebuah aktualisasi jiwa :)

    Om Siwor..apik apik kabeh, mugo mugo aman yo Om

    Uda : baa da kabanyo? alah lamo indak basuo :)

    Uli , IPAl : heheh iya harus sabar ya

    Dahan : terima kaasih untuk dadap yang membawa efek menyejukkan. menetralisir tremor di kepala dan pembuluh darah yag hendak meledak. Adamu kunanti

    Langitbiru : kok tau?

     
Post a Comment
<< Home
 
 
Profile

unai - Yogya, Indonesia
Sebelum kita mengantarkan mentari pulang ke peraduan, mari buka tirai sejenak, agar angin menelusupkan damai...meninggalkan rahasia..entah untuk siapa??? UNTUKMU ???
My profile

 
tag here please
Free shoutbox @ ShoutMix
 
 
Guys Next Door
 
Other Side of Me
 
 
Hobbies
 
Previous Post
 
Recent Comments
 
Archives
 
credits

BLOGGER


BlogFam Community

Lomba Blogfam HUT Kemerdekaan RI ke 62
Lomba Hut ke-3 Blogfam

Tour de Djokdja

Pesta Blogger 2007