Seikat mawar putih itu sudah mulai layu, pun sedap malam dan asternya. Tapi aku masih tetap mengganti airnya dan meletakkannya di meja yang menghadap ke jendela itu. Biarlah ia layu, karena memang semestinya begitu. Aku tak mampu memaksanya untuk selalu menebar aroma wangi itu, dan aku tak mampu menegakkan kelopaknya yang mulai tertunduk. Seikat mawar putih itu...sudah layu!
|