...and the story begin
AKHIR DAN MULA
Wednesday, July 26, 2006
 
Seperti membaca novel yang tertebak akhir ceritanya, aku sudah mengetahui ending cerita ini jauh sebelum aku menemukan halaman pertengahan dan terakhir sebagai klimaksnya. Aku sudah bisa menerka nerka sajian penutup episode tak berjudul ini. Tapi ternyata akhirnya lebih buruk dari apa yang sudah aku perkirakan.

Menerima saja dengan lapang hati, itu sudah merupakan keharusan. Berat pasti, bagaimana tidak? Tempat aku menemukan kesejatianku, rumah bagi pembelajaranku, aktualisasi diri, kini aku terdepak tanpa aku mampu memberikan sederetan argumen yang sebelumnya aku susun retorikanya. Semuanya amblas karena ketidaksukaanmu akan aku yang tau banyak tentangmu. Lho lho..bukankah selama ini aku tutup mulut untuk semua urusan tetek bengekmu, man??? Bukankah selama ini aku masih menghargaimu sebagai atasanku dengan memperlakukanmu layaknya itu?. Kamu minta apa lagi dariku? Aku sudah melakukan lebih...

Ahhh biarlah, setidaknya aku bisa belajar banyak dari peristiwa demi peristiwa yang mengalir ini. Salah satunya mengendalikan emosi yang sempat meledak ledak dulu ketika melabrak meja kerjamu, perang urat leher, sampai ke usahamu menendang apa saja yang akan menghambat laju karir apus-apusmu. Senyum kecut saja ketika runtutan peristiwa berkelebat di benakku yang lelah. Sekarang aku merasa lebih baik, lebih tenang, lebih mampu mengatur nafas ketika mulai disesaki perasaan diperlakukan tidak adil.

Senin besok, aku akan memulai lagi semuanya dengan berbantu sisa tenaga dan kekuatan yang semoga saja mampu menguatkan aku untuk berdiri tegak lagi.

Aku akan memulai dengan bab baru, yang didalamnya aku yang menentukan jalan ceritanya. Semoga terjawab setelah Jum'at besok.

*Gee!!!, kamu akan menjadi orang pertama yang mengetahui hasilnya... (hasil pembicaraan kita di Excelso, tempo hari). Semoga harapku terwujud.
unai @ 6:36 PM -

Tuesday, July 25, 2006
 
Lewat angin yang membisik lembut
Kujumpai jejak nyaris terhapus
Pada daun, pasir, dan debu, juga pada ilalang
Angguknya lemah di tangkai kokoh
Butirnya yang berkilauan tersamar debu
dan liuknya indah seirama angin

Hirup udara segar hari ini
Rasakan tetes embun pagi ini

Saatnya menari lagi
Benyanyi dengan alunan melodi
juga lirik yang kupahat di relung hati
semalaman tadi

Meski rembulan padam saat ini
Tapi, yakinlah purnama akan hadir lagi
menemani

*Untuk Say...yuk menari lagi
unai @ 3:47 PM -

Ku Ingin Karam
Sunday, July 23, 2006
 

Kutitipkan resah
Pada ombak yang mencumbui bibir pantai senja ini
Pada pepasir berserak
Pada buih
Pada camar yang sesekali hinggap

Kukuburkan resah
Di kedalaman laut selatan menghampar di hadapan

Senja mulai tua
Air pasang
Kularung segala rasa
Kuhanyutkan semuanya ditegahnya
Gelombang menderu mencampakkannya
Menolakknya
Tinggalah aku, keletihan membawanya

Kuingin karam saja
Di kedalaman samudera tak bertuan ini.

Nai/070706 18.16
unai @ 5:37 PM -

TENTANG KEMUNAFIKAN
Thursday, July 20, 2006
 
Kala otak dijejali tanya yang meghasilkan kemandulan jawaban. Tak mampu berbuat banyak lagi, selain menerima apapun yang bulat bulat diserahkan padaku. Gemetar tanganku menerimanya, tak kuasa membuka bungkusannya. Aku yang tak punya nyali? ataukan kamu yang tak punya hati, melimpahkan ini padaku? Membuat aku merasa tertimbun perasaan bersalah yang seharusnya tak perlu ada.
Entahlah...

Berbalik arah kau melenggang, menertawakan secuil hati yang ciut. Meninggalkan kesal dan geram yang hanya mampu aku simpan. Mau aku muntahkan pada siapa? PADAMU? yang katanya suci itu, yang katanya berhati malaikat itu? Ahhhh ini kebodohan terbesar dalam hidupku. Mempercayaimu untuh...tapi nyatanya mampu mengombang ambingkanku. Melemparkanku ke jurang dalam tak berpenghuni, selain sepi.

Panas matahari hampir mendidihkan darah diubun ubunku...
Mencoba mencari tau tujuan kemunafikanmu dan sikapmu yang sedikitpun bisa aku atau orang lain mengerti.

Beginikah akhirnya yang kau mau? mendepakku...hingga lebam lebam semua kakiku. Hmmm kau tlah mampu menepiskanku..ya..dengan sekali kibasan tangan saja. Selamat!!!
unai @ 7:02 PM -

MATI...
Tuesday, July 18, 2006
 

Tak ada kesempatan buatku
Untuk menoleh sekali lagi

Tak ada kopi panas
Tak ada wangi melati
Tak ada kuncup anggrek
Pun bunga matahari

Semuanya mati
Semati jiwaku saat ini

Nai/Bugisan 130706
unai @ 3:43 PM -

TENTANG ORION
Monday, July 17, 2006
 

Di saat semua penghuni bumi menarik selimutnya, kemudian terlelap menjemput mimpi. Kala penghuni langit memilih untuk diam di tempatnya atau berputar teratur pada orbitnya, dan di saat langit menjadi pekat ditemani sunyi, kau hadir menjulang berkilauan di tengah puluhan rasi bintang yang mengepungmu. Gagah dengan busur dan anak panahmu yang siap kau lesatkan.

Terperangah aku menatapmu. Kita bersebelahan..berdampingan bahkan, aku di sebelah selatanmu. Namun sayang, kita saling menikmati diam. Diam yang mungkin kau nilai suatu sikap paling benar dari sekian banyak laku yang menyudutkan. Diam yang mengasingkan , menjauhkan raga dan hati yang dipenuhi tanya yang aku tau tak kan berjawab hingga di ujung waktu. Aku tertunduk saja, dengan cahaya lemah di bulan yang tak layak untuk pijarku. Kucuri pandang sesekali hanya untuk menyaksikan kelebatmu di rimba angkasa raya.

Kutanya pada vela, bintang yang lebih dulu padam dalam sejarah, hanya sekedar menanyakan bagaimana rasanya padam. "sakit"jawab vela lirih. Vela yang lebih dahulu mengalami supernova, bintang bintang yang bertubrukan, pacah, kemudian padam, MATI...Namun sebelum padam, sinarnya terang, indah mempesonakan.

Bila waktu itu kan tiba, menagihku untuk mengalami hal yang serupa. Bersinar terang kemudian padam. Biar kulihat saja Orion bersanding gagah, dengan rasi bintang indah di sebelahnya. Biar kucatat saja, dalam lembaran buku sejarah tata surya. Dan aku dalam gugusan bintang yang menanti padam menjelang.

*Ketika hujan rintik membasahi pipi
Nai/Bugisan 130706
unai @ 1:07 AM -

MADNESS
Friday, July 14, 2006
 

Tik tok..tik tok
Detik jam dinding memekakkan telingaku yang ingin sunyi
Cicit anak ayam kehilangan induknya
Kokok ayam jantan
Decak cicak tak berdosa di dinding
Riuh kendaraan
Pening..
Hampir pecah tempurung kepala ini dibuatnya

Lagi...
Berdenging denging
Berdentum di sana sini
Mengaduk aduk isi kepala
Membuatnya berputar tak tentu arah

Aku gila?

Nai/130706
unai @ 1:41 AM -

Wednesday, July 12, 2006
 

Dalam balutan hati compang camping
Kuberlari membawa angan
Terbang bersama angin
Melewati lorong waktu lusuh dan kusam

Nyanyian kecil kusenandungkan
Pengusir sepi hati yang berkutat dalam kesendirian

Petak petak sawah
Kebun tebu
Dan pematang...
Ikut bernyanyi
Lirih menemani

Aku mengusung nyali
Kukumpulkan kekuatan hati
Berbantu angin senja menyegarkan
Terserap pori menerobos sunyi


Nai/Jogja-Sanden 040706
unai @ 5:25 PM -

Malam
Tuesday, July 11, 2006
 
Dan...
Malam tak lagi berpihak
Padaku sebagai pemujanya
Di tepi jurang kini aku berdiri
Menutup mata karena ngeri
Hati yang berserpih terhempas tadi

Tentang tungku yang menyala
Yang kucoba paksa padamkan
ciptakan jelaga

Sunyi

Dan...
Malam yang menggeliat
tak lagi berpihak
Padaku, pemujanya

Nai/Bugisan
unai @ 9:33 PM -

Bongkahan Sesal dan Sepenggal Maaf
Saturday, July 08, 2006
 




Tak guna sesal...
Tak akan merubah apapun atas apapun

Maafkan aku
Meruntuhkan indah mimpi negeri di awanmu.

*untuk sahabatku yang tersakiti

Nai/Silent Sunday
unai @ 5:32 PM -

ABSTRAKSI
Thursday, July 06, 2006
 

Garang matahari menyapa kelu
Di sudut ruangan warung kenangan
Menawarkan cerita usang yang ingin aku urai kembali
Menjajakan harapan yang dulu begitu murah kudapatkan
Di sudut ruangan warung kenangan
Duduk Menghadap jalan kecil
Hiruk pikuk tak terhiraukan
Otak sibuk mengaduk aduk hati dengan sedotan Tanya

Angin meniup lembut
Sejuk merayapi setiap inchi bathin

Dunia di luar jendela sana
Seperti ruang tak terjamah

Aku...dalam lampau waktu yang mengantarkanku
Di dimensi ruang abtrak, hati tak terbaca
Sesiapapun kecuali aku...

Nai,
Wirobrajan/040706
unai @ 4:57 PM -

Tentang Kenangan
Wednesday, July 05, 2006
 

Melewati jalan kenangan
Menelisik kenangan yang berhamburan
Kupunguti bayang tercecer
Panas menyengat...
Debu beterbangan dihempas hempaskan angin
Terhirup...
Polutan bagi oksigen di rongga dada
Hadirkan sesak

Aspal mengkilat
Ciptakan fatamorgana di sana sini
Dedaunan coklat tertutup debu

Empat tahun berlalu...
Masih kukais sisa kenangan tertimbun dendam
Di Arjuna, Nakula, Sadewa, Gatotkaca, dan sepanjang jalannya


Nai,
Wirobrajan/040706
unai @ 2:46 PM -

KECOLONGAN
Sunday, July 02, 2006
 
Sopo sing nandur bakal ngunduh.


Lha nek keburu dicolong? gak sido ngunduh nu?


*Peribahasa jawa yang dipelesetkan. Yang artinya siapa yang menanam kebaikan akan menuai kebaikan juga, pun sebaliknya.Tapi kalo dicuri orang, gimana bisa panen?
unai @ 2:49 AM -

 
Profile

unai - Yogya, Indonesia
Sebelum kita mengantarkan mentari pulang ke peraduan, mari buka tirai sejenak, agar angin menelusupkan damai...meninggalkan rahasia..entah untuk siapa??? UNTUKMU ???
My profile

 
tag here please
Free shoutbox @ ShoutMix
 
 
Guys Next Door
 
Other Side of Me
 
 
Hobbies
 
Previous Post
 
Recent Comments
 
Archives
 
credits

BLOGGER


BlogFam Community

Lomba Blogfam HUT Kemerdekaan RI ke 62
Lomba Hut ke-3 Blogfam

Tour de Djokdja

Pesta Blogger 2007